Yah seperti biasa, pukul 07:30 gua udah bangun, cuci muka, merokok sebatang dan mandi. Hari ini adalah hari terakhir perbaikan proposal yang udah 5 kali gua bawa tapi ga diterima-terima.
Pukul 08:05 gua udah keluar, beli nasi kucing (kenapa namanya nasi kucing hah?gua
Selang 15 menit gua meninggalkan kafe tersebut untuk melanjutkan kewajiban gua yaitu KONSULTASI PROPOSAL. Fine ini berat pemirsa sekalian. Ini beraaaaaaaaat. Baidewe kali ini gua berhasil menghipnotis bapak yang menjadi konsultan proposal itu. Dan beliau meng-accept proposal gua. Dan itu artinya gua udah berhak dapetin Surat Keterangan untuk mendapatkan pembimbing skripsi. Hayaaaaaaaah.. Kesenangan pemirsa..!!!
Dan kejengkelan gua dimulai di sini. Lagi-lagi orang yang ga seberapa penting gua cari itu tidak ada di ruangannya. Padahal gua mau deadline segalanya biar cepet (kelar kuliah langsung kawin bok hahahah). Kenapa gua cari orang di ruangan itu? Karena dia lah yang berhak ngasi nama pembimbing skripsi gua. Kampreeeeeeeet (gagal lagi guaaaaaa).
Gua kira sampe di situ doang kesialan gua hari ini, tapi tidak. Kesialan kedua terjadi di pustaka wilayah (ini pustaka khusus umum masyrakat luas boleh pake).
“kak saya mau perpanjang kartu pustaka, tapi photo ga ada, apa bisa ambil formulir terus besok saya kembalikan lagi ke sini?”, tanya gua.
“tidak bisa, syaratnya emang harus langsung dilengkapi di sini semua nya. Kalau belum ada photo balik aja besok”, cetusnya.
*hening*dalam hati*TAHINUDDIN LOOOO*
Baiklah, gua coba goda si karyawati itu lagi.
“tapi kak saya udah menghilangkan 2 buku lho”, nyengir iblis gua.
“haaaaa? bayar bayar bayaaaaaar. Mana kartu pustaka mu?”, kaget ga jelas si mbak pas nanya gua balik.
“neeeeeeeeeh”, ngasi dengan hati ceria.
“masuk ke ruang”, perintah nya.
Dengan wajah seribu satu kebahagian dan ga harus antri lagi lama-lama di luar mana panas gua jawab dengan gagah gempita ala pujangga desa “BAIKLAH” (preeet, acting gagal total)
Setelah membayar semua nya, nanya ini itu, gua langsung balik begitu ada sms dari temen (hewan sih sebenarnya) nyuruh jemput. Dan gua meninggalkan pustaka wilayah itu dengan wajah hagemaru (tokoh kartun yang botak, hidungnya pesek, suka minta apapun ke tetangga, pokoknya jangan sampe keluar modal sendiri).
Jadi pemirsa. Sekarang saya berada di kafe favorit saya. ga perlu saya tuliskan lagi karena kalau sodara mengikuti dengan seksama cerita-cerita saya terdahulu maka sodara akan tahu nama kafe ini hahahahhaa.
Di sini gua duduk sama temen. Bedua doank. Sibuk sama laptop masing-masing. Sekali-sekali ngakak ga jelas dengan posisi wajah menatap serius ke display laptop.
Beginilah muka saya di sini.