Di saat enak menjadi tidak enak.

Ini berawal dari lagi enak-enaknya gue twitteran sama facebookan koneksi putus begitu saja. Tanpa ampun-ampunan sampai 30 menit gue tunggu ga kunjung terkoneksi juga. Rasanya seperti dipijak gajah lagi ngandung anak kembar siam dengan berat bodi 5 ton. Ini menyakitkan. Gerah, emosi bercampur kesal kemana harus gue salurkan hah??

Yang punya kafe pun seakan ga mau tahu tentang kekesalan pelanggannya. Buatnya, masalahn ini seperti bukan masalah yang harus dipermasalahkan. Terus gimana dengan gue sendiri? Mana tanggung jawabnya? Mana rasa “kasihan” nya? Mana mana mana? (yang dengar hanya angin, kampret).

Biasanya kalau kejadiannya udah begini, gue pake cara cadangan yaitu menggunakan modem yang koneksi pas-pas-an tapi puas. Dan lagi-lagi gue ditimpa kesialan yang entah mengapa harus malam ini kejadiannya. Ya modem gue lagi error. Ini apa disebabkan oleh provider itu sendiri entah paket yang gue beli udah habis. Tapi rasanya ga mungkin gue salahin paket yang udah habis, karena masih ada sekian milebyte lagi yang gue mainkan selama 3 jam-an.

Ini berat. Mendadak pula. Gue lagi enak-enak eh terputus begini jadi BAKMOOD seakan-akan. What is BAKMOOD? What did I mean with BAKMOOD. Sodara tau BAK? Itu lho bak mandi. Nah saat tidak digunakan dia seperti pengemis yang tak dihirau bukan? Nah, begitulah mood gue sekarang, terabaikan tanpa sodoran bantuan . Rasanya ingin membelah lautan terus gali pasir ditengah laut dan mengubur diri dalam-dalam (sumpah banget ini alay bin kancrut, mana mungkin, goblok).

Terus kalau udah begini apa yang biasanya gue lakuin? Eaaaaaa pasti mencari software Microsoft word, dan mengetik. Ini sedikit aneh mungkin buat orang yang tidak suka menulis atau menuturkan sedikit inspirasi ke bentuk tulisan, mungkin ya. Namun, buat gue ini satu-satunya cara buat hilangin segala bentuk rasa suntuk, bosan, bete, emosi, bahkan masalah pribadi gue sendiri. (wow, lo kira lo doang cuy?).

Baiklah pemirsa, koneksi tetap masih ngambang dalam dunia perabotan. Tiada pengaruh sama sekali yang gue dapat sampai sekarang, nihil, shit, nonsense deh! Menunggu juga bukan hal yang menyenangkan. Mengemosikan diri juga bukan jalan keluar. Apalagi ini kafe orang bukan kafe milik moyang gue. Kalau kafe gue, tanpa segan-segan gue berani bertindak “TUTUP SAJA KAFE NYA, LEBIH BAIK TARIK BECAK”.

Hening. Di luar masih gerimis. Sudah sampai 2 jam belum terkoneksi. Terimakasur sajalah. Damnnnn…!!!