Cerita Mereka..

Hari ini sehabis pulang konsultasi proposal skripsi, gua janjian sama si Je buat ambil pinjaman ajikakakak. Kebetulan dia datang sama si Di. Yeah there’s two new friend yang awalnya cuman gua kenal di jejaring social (syukur kita udah jumpa kalau ngga ya gigit jari pada ga kenal satu sama lain).

Kita ambil posisi di meja luar, di kafe favorit biasa gua nungkrung. Mesan minuman, milo shake and ice tea lemon. Dan kita memulai pembicaraan serius yang berhubungan dengan kisah cinta mereka berdua (ajaib kali ini gua serius men dengerinnya, biasanya kaga). Tau lah gua udah menjomblokan diri dari 6 bulan yang lalu hahhaaha. *Tragis*


Oke the first conversation is about Je casus. Dia punya masalah dengan seseorang yang mana menyukai dia ngasi waktu untuk dia pikirkan selama sebulan oleh seseorang yang nyatain cinta padanya itu. Dia bingung, dikarenakan dia ga punya rasa sama si pencinta ini. Dia semakin kacau karena pada satu posisi lain dia punya kenalan yang menurut dia nyaman sama orang tersebut. I don’t know who lah. Posisi nya seperti itu. Solusi dari gua buat si Je ini cuman, “kalau emang kamu merasa nyaman dengan salah satu di antara dua orang yang memberi rasa padamu itu maka kamu harus meninggalkan salah satu nya. Karena tidak ada istilah dua cinta dalam satu hati, dan kalau kamu takut nyakitin salah satu nya maka kamu jangan membuang-buang waktu untuk memikirkan yang tersakiti itu, biarkan, ini artinya dia belum beruntung”.


The second troublenemia is Di, masalah dia agak rumit menurut gua. Gua baru ini juga denger nya hahaha (sorry Di ini akibat pergaulan gua yang sempit). Oke lanjut, dalam permasalahan dia ini, ada seseorang yang sudah berhubungan sama yang lain tapi menaruh rasa pada Di, dan Di baru tahu setelah menjalani sampai dia mulai memupuk rasa pada si orang ini. Nah pada lain hal, Di, ditinggalin karena si seseorang ini merasa bahwa Di sanggup dan kuat untuk menjalani, karena si orang ini takut menyakiti pacar terdahulu nya (makin ribet tulisan gua T_T). Di walau mengatakan sanggup, mampu, kuat, tegar dan blablablablabla (maaf waktu dia cerita sempet nangis ahahha, lucu :p) sebenarnya ga bisa terima kenyataan ini. Karena alasan dia mulai sayang. Pada kejadian ini gua nyaranin ke Di begini : “ayolah, anggap aja ini suatu ujian besar dalam hubunganmu, kalau kamu merasa dia sangat baik, saat posisimu sakit begini itu artinya dia menjahatimu. Walau kamu katakan kamu ga bisa nyakitin balik its oke, ga baik juga kejahatan dibalas kejahatan (mulai sadar gua) setelah aku pikir-pikir. Anggap aja kalau jodoh itu takkan lari kemana, cuma kebersamaan saja yang mengalahkan kamu untuk tidak bisa bersama sekarang, mungkin nantinya. Itu kalau jodoh, Tuhan yang menentukan.”


Oke dalam dua cerita ini gua ngambil kesimpulan kalau dalam hal cinta, apa itu cinta beneran, cinta monyet-an, cinta gorilla-an atau cinta sebagainya, cukuplah, cukup sekedar saja. Jangan menaruh hati dan memaksimalkan rasa begitu saja pada orang yang belum tentu akan seutuhnya jadi milik kita. Bukan berarti melarang untuk jatuh cinta. Cinta sah-sah saja, hanya nantinya kalau hasilnya begini yang sakit siapa? yang menderita siapa? yang sengsara siapa? Itu yang harus dipikirkan terlebih dahulu. Maka dari itu, dalam hal berbau cinta cukuplah 40% rasa diberikan, selebihnya untuk PEWASPADAAN bila suatu nanti harapan tidak sesuai dengan keinginan kita.

Oke here we look guys. Intinya harapan tidak selalu seperti yang diharapkan, untuk menangkis hal tersebut maka diperlukan persiapan. Take care for you Je and Di.

Wah hebat dari kisah kalian bisa naik ke blog lho ini hahahhaa. Makin banyak postingan fufuuufufuf.

Wasalam terima uang beli kutang..!!