STOP Jodohkan Kuntilanak dengan Pocong

Kenapa kali ini gue beranjak jauh dari bahasan yang biasanya gue bahas seputar kehidupan gue? Kenapa tiba-tiba kehidupan gaib menjadi suatu ketertarikan untuk gue bajak di sini? Exactly ini bukan suatu keanehan. Ini cuman sebatas perpepsi gue seputar KUNTILANAK dan POCONG yang kata mereka (kebanyakan) bahwa jodoh pocong adalah kuntilanak.

Secara gaibiyah (lho ada istilah begituan?), pocong dan kuntilanak memang sama-sama setan. Sama-sama menyeramkan dan sama-sama enak bila diceritakan di tengah malam bersama teman sekamar, se-kost bahkan serame gimana pun. Topik tentang mereka berdua takkan pernah habis di makan waktu. Kapanpun, dimana pun, siapapun pasti ingin walau takut, untuk mendengar kisah seputar dua setan tersebut.

Di twitter banyak akun setan yang cukup menarik perhatian followers. Tanpa dipaksa mereka menyenangi untuk bertanya kehidupan setan itu seperti apa. Macam benar saja. Dilihat dari responsif followers sendiri banyak hal lucu yang buat gue ketawa terbahak-bahak.

Maaf lari dari topik. Jadi begini. Seapapun menurut mereka bahwa jodoh pocong adalah kuntilanak itu tidak bisa dibiarkan. Harusnya dalam percintaan setan itu sendiri juga terbuka kebebasan. Manusia tidak boleh semena-mena (lho?). Gue cuman ga bisa terima kalau pocong harus berjodoh dengan kuntilanak. Kenapa? Mengapa?

Diliat dari fisik luar, pocong adalah segumpal setan yang terbungkus dengan kain putih (kafan), dimana bagian kaki dan kepala diiket. Terus tangan memeluk satu sama lain dan diletakkan di dada dan itu dalam keadaan terbungkus kain tadi. Dan cara jalannya adalah melompat. Sedangkan kuntilanak, bergaun putih panjang, kaki dan tangan tak keliatan dan transportasinya via terbang.

Jikalau andai kata mereka berdua dijodohkan pasti mereka takkan hidup bahagia. Bagaimana nasib kuntilanak yang ingin ke pasar butuh belanjaan secepat kilat, tapi pocong yang beli harus menempuh waktu yang lama dengan hanya melompat-lompat? Terus terang disini akan terjadi kekerasan terhadap si kuntilanak, yang pada akhirnya karena tak ingin belanjaan lama dia terpaksa beli sendiri dengan terbang. Satu lagi, saat pocong ingin bergandengan tangan dengan kuntilanak, sedang tangannya kebungkus kuat oleh kafan. How is it so hard to do? LOL.

Jadi sekilas kalau dipikir dengan logika, mereka tidak lah cocok. Stop untuk menjodohkan mereka. Kita tidak berhak. Biar Tuhan yang mengatur (kayak beneran aja dah hahahaha). Berikan tempat mereka berkembang. Mereka butuh hidup yang layak seperti kita juga. Ini jaman sudah maju bukan jamannya jodoh-jodoh-an kayak Siti Nurbaya dahulu kala.

Note : Cerita ini gue simpulin dari beberapa pendapat mereka seputar dunia pocong dan kuntilanak. Ini fiktif belaka, tak wajib dipercaya.